Percakapan dalam sunyi di tengah keramaian
Sepasang suami dan istri: Ayah dan Ibu tentunya satu putri cantik berada ditengahnya ketiganya menghadap ke barat tepat di depanku […]
Sepasang suami dan istri: Ayah dan Ibu tentunya satu putri cantik berada ditengahnya ketiganya menghadap ke barat tepat di depanku […]
Kuingat ada jarak antara masa lalu itulah kenangan. jarak antara ruang tak bertepi. Melalui jejak artefak kulacak jarak itu untuk
Ku mengangkasa di atas awan putih: 38.000 kaki. Jauh di atas permukaan bumi, berjarak ruang.Ruang kerinduan padamu. Tiga baris, tiga
Rindu yang terperangkap, menghujam dalam sanubari, menelikung jejak langkah yang telah terlewati dalam sebuah perjalanan. Lorong waktu yang penuh rindu,
Tangan-tangan itu mengarahkan mata pada layar, membuat pandangan yang harusnya diarahkan ke depan sebagai bentuk memanusiakan tak lagi terwujudkan. Layar-layar
Gelap tak ubahnya terang Gelapmu dengan kelammu membuat gulita hitam pekat penuh jelaga: kepalsuan. Itulah fatamorgana kekinian. Kepurapuraan dalam arogansi
Baja yang mengangkasa, didorong tekanan dari tenaga yang dipicu sebuah cairan. Tiga puluh enam ribu kaki, jarak yang tercipta antara